Isnin, 23 April 2012

5 Senjata syaitan pada wanita

بسم الله الرحمن الرحيم 

1- Air Mata dan tangisan wanita.
2- Senyuman wanita.
3- Tutur kata wanita.
4- Perhiasan pada tubuh wanita.
5- Kecerdikan wanita.
Lima perkara di atas jika laksanakan oleh wanita solehah untuk kepentingan Allah SWT pasti mendapat pahala yang amat berharga tetapi jika lima perkara di atas dilaksanakan oleh perempuan yang menjadi kuda tunggangan syaitan pasti berlaku kerosakan dunia ini sebagaimana larangan  Allah SWT  dalam Surah Al-Baqarah, ayat : 11.
" Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[24]". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
[24]  kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
Nota :
Makalah yang lebih lengkap sila layari

Bahaya Lisan

بسم الله الرحمن الرحيم 

Ketahuilah bahawa bahaya lisan (lidah) itu besar sekali, dan manusia tidak akan selamat dari bahya ini, melainkan dengan bertutur kata yang baik saja.
Nabi s.a.w. telah bersabda:
Tidak akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus pula hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. Dan seorang hamba tidak akan memasuki syurga, selagi tetangganya belum aman dari kejahatannya.”
Berkata Mu’az bin Jabal kepada Rasulullah s.a.w.: Apakah kita akan dihisab juga atas apa yang kita katakan, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Wahai Mu’az! Tidakkah engkau ketahui bahawa manusia itu akan ditelengkupkan menerusi hidung-hidung mereka disebabkan hasil tuaian lidah-lidah mereka.
Ibu Mas’ud (Abdullah bin Mas’ud) r.a. pernah berkata: Wahai lidah! Sebutkanlah yang baik-baik, nescaya engkau akan dapat faedah. Dan berdiamlah dari berkata buruk, nescaya engkau terselamat sebelum engkau menyesal.
Sabda Rasulullah s.a.w.:
 “Barangsiapa yang memelihara lidahnya, Allah akan menutup kecelaannya. Barangsiapa yang menahan kemarahannya, Allah akan melindunginya dari siksaNya. Dan barangsiapa yang menyatakan keuzurannya kepada Allah, Allah akan menerima uzurnya”.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka berkatalah yang baik ataupun berdiam saja”
Sabdanya lagi:
“Jagalah lidahmu kecuali bila berkata yang baik. Dengan berlaku demikian engkau akan mengalahkan syaitan.” 

Hadith 40: 4 – Ketentuan dari Allah terhadap nasib hambaNya

بسم الله الرحمن الرحيم

Hadith ini adalah hadith keempat(04) dalam kitab Hadith 40 karangan Imam Nawawi. Hadith ini berkisar mengenai ketentuan yang Allah telah tetapkan nasib hambaNya semasa masih di dalam rahim Ibu.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا . [رواه البخاري ومسلم]
 

Terjemah Hadith

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setitis mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setitis darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya roh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga  maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadith 40:04 - Ketentuan dari Allah terhadap nasib hambaNya

1. Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4. Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6. Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7. Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara beransur-ansur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.
jejak sumber : disini

Ahad, 15 April 2012

Hadith 40 – 1 Kepentingan Niat dalam ibadat

بسم الله الرحمن الرحيم

Syarah hadith ini dipetik dari buku Hadith 40 karangan Imam An-Nawawi. Tajuk hadith yang pertama (01) ini adalah, segala amal itu berdasarkan niat.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Maksud hadith

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadith, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).

Catatan hadith 40:01 - niat

1. Hadith ini merupakan salah satu dari hadith-hadith yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadith tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata: Hadith ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadith ini merupakan sepertiga Islam.
2.Hadith ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Pelajaran yang terdapat dalam Hadith

1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5. Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7. Hadith diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan

Isnin, 9 April 2012

Shaffer, peguam Jacko, temui hidayah

بسم الله الرحمن الرحيم 

MARK Shaffer adalah seorang peguam terkemuka di Amerika Syarikat kerana banyak menyelesaikan kes-kes penting melibatkan individu-individu terkenal. Beliau memiliki sebuah firma guaman yang dikenali sebagai ‘The Shaffer Law Firm’, salah seorang anak guamnya yang mendapatkan khidmatnya ialah bekas penyanyi pop nombor satu dunia, Michel Jackson atau Jacko.
Kes Jacko yang dikendalikan Mark Shaffer itu adalah yang terakhir sebelum Jacko didapati meninggal dunia.
Kematian Jacko banyak memberi keinsafan kepada Shaffer, beliau tidak menunggu lama, selepas empat bulan kematian Jacko, beliau mengambil keputusan untuk menukar keyakinan yang dipegangi selama ini kepada agama Islam.
Kemasukan Mark Shaffer yang berasal dari Los Angeles ke dalam agama Islam, ada kaitan dengan kunjungannya ke Arab Saudi selama 10 hari, kesempatan beliau berada di bumi yang mulia itu telah menziarahi bandar-bandar utama seperti Riyadh, Abha dan Jeddah bermula 17 Oktober 2009 dan banyak meninggalkan kesan mendalam di hatinya.
Sepanjang berada di Arab Saudi, beliau ditemani oleh pemandu pelancong yang dikenali sebagai Dhawi Ben Nashir. Dalam perjalanan mengunjungi bandar-bandar tersebut, Mark Shaffer menurut Dhawi banyak bertanyakan kepadanya tentang agama Islam dan solat orang-orang Islam.
Ketika berada di ibu negara Riyadh, beliau menginap di sebuah hotel selama dua hari dan memperlihatkan minatnya yang mendalam terhadap Islam.
Dhawi memperlihatkan kesediaannya untuk melayan Shaffer yang mahu tahu tentang Islam dan segala persoalan mengenainya.
Lantas beliau mengajak Shaffer untuk bersiar-siar ke kota Najran, kemudian ke Abha dan al-Ula, di mana kota-kota berkenaan menjanjikan seribu keindahan kesenian Islam. Dalam perjalanan ke kota berkenaan, perjalanan melalui padang pasir terutama di al-Ula, Shaffer berkesempatan melihat tiga pemuda melaksanakan solat beralas pasir halus, ia menjadikan Shaffer begitu teruja kerana solat boleh dilakukan di mana-mana sahaja.
Setelah menghabiskan waktu selama dua hari di al-Ula, mereka pun melanjutkan perjalanan ke al-Juf. Sesampai di al-Juf, Shaffer minta dicarikan bukubuku tentang Islam. Dhawi tidak menghampakan permintaannya, semua buku itu habis dibaca oleh Shaffer. Keesokan paginya, dia minta Dhawi mengajarkannya cara-cara untuk bersolat, Dhawi bukan sahaja ajar cara bersolat dengan betul, malah mengajarkannya cara-cara berwuduk dan melakukan solat di sebelahnya.
Seusai solat, Shaffer mula bercerita dengan menyatakan bahawa dia merasa jiwanya merasa tenteram setelah cuba menunaikan solat. Keesokan harinya, rombongan Shaffer meninggalkan al-Ula menuju kota Jeddah. Selama dalam perjalanan, Shaffer dilihat begitu serius membaca buku-buku tentang Islam.
Pada hari berikutnya bertepatan dengan hari Jumaat, rombongan tersebut mengunjungi kota tua Jeddah, sebelum waktu solat Jumaat masuk, Dhawi dan rombongan kembali ke hotel dan beliau minta izin Shaffer dan lainlain untuk bersolat Jumaat. Ketika itu Shaffer berkata kepadanya kalau dia dibenarkan untuk ikut solat Jumaat agar boleh menyaksikan orang Islam melakukannya seperti di negaranya.
Dhawi pun mempersilakan Shaffer untuk ikut solat Jumaat, mereka pun kemudian pergi ke sebuah masjid yang berada tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap di Jeddah. Memandangkan kerana mereka lewat sampai ke masjid dengan jumlah jemaah yang terlalu ramai memenuhi segenap ruangan, mereka terpaksa melakukan solat di luar sahaja.
Sepanjang berlangsungnya penyampaian khutbah dan solat Jumaat, Shaffer mengamati setiap ahli jemaah yang hadir. Begitu juga setelah selesai solat, para jemaah saling bersalam-salaman dengan wajah yang ceria dan gembira, pemandangan tersebut semakin membuat Shaffer rasa kagum.
Setelah selesai solat dan kembali ke hotel, tiba-tiba Shaffer menyampaikan keinginannya yang tidak terduga kepada Dhawi.
“Saya ingin masuk Islam,’’ ungkap Shaffer. Dhawi pun bergembira mendengar ucapan itu. Beliau lalu mempersilakan Shaffer untuk membersihkan diri. ‘’Silakan anda mandi terlebih dahulu.’’
Setelah mandi, Dhawi kemudian membimbing Shaffer mengucapkan dua kalimah syahadat. Kemudian Shaffer menunaikan solat sunnah dua rakaat. Setelah itu, Shaffer mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi dan melakukan solat di Masjidil Haram, Makkah, sebelum meninggalkan Arab Saudi.
Bagi merealisasikan impian dan keinginannya untuk melakukan solat di Masjidil Haram, Dhawi membawanya ke pejabat Dakwah dan Irsyad di Hamro untuk mendaftarkan dirinya sebagai Muslim sekali gus mendapatkan pengesahan pihak berkuasa Arab Saudi bagi membolehkannya memasuki Makkah dan Masjidil Haram dan diserahkan kepadanya sijil sementara sebagai Muslim sebagai bukti pengesahan, kerana peraturan di negara berkenaan, tidak membenarkan mana-mana individu yang bukan Islam memasuki Makkah, apatah lagi Masjidil Haram.

Rabu, 4 April 2012

7 Perkara yang wajib kita ingati

بسم الله الرحمن الرحيم

http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2012/03/d7h7v-fj4i_458067855255b1255d.jpg?w=300
http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2012/03/poor-children1255b1255d.jpg?w=300
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar r.a. berkata: "Saya dipesan oleh junjunganku Nabi Muhammad s.a.w. tujuh macam yang tidak sampai saya tinggalkan dan tidak akan saya tinggal semua itu iaitu:
  • Saya dipesan supaya suka kepada orang-orang miskin dan mendekati mereka
  • Saya dipesan supaya selalu melihat kepada orang-orang yang dibawahku dan tidak melihat pada orang-orang yang diatasku
  • Saya dipesan supaya tetap menghubungi kaum kerabat meskipun mereka jauh dan memutuskan hubungan
  • Saya dipesan supaya memperbanyakkan membaca: Laa haula walaa quwwata illa billahi, kerana itu sebagai perbendaharaan kebaikan atau tabungannya
  • Saya dipesan supaya jangan minta apapun dari sesama manusia
  • Saya dipesan supaya jangan takut didalam melaksanakan hukum Allah s.w.t.dari cela (ejekan) orang-orang yang mengejek
  • Saya dipesan supaya selalu berkata benar meskipun pahit dan berat
                        Dan adanya Abu Dzar jika jatuh pecut dari tangannya sedang ia diatas kenderaannya, maka tidak suka minta tolong kepada orang untuk mengambilkannya.

Passport Iman dan Visa Akidah

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita datang ke dunia yang sementara ini dengan cukup mudah, tanpa perlu kepada pakaian, passport, visa dan bekalan. Tetapi kita susah apabila pulang ke negeri akhirat jika tidak memiliki passport iman, visa akidah dan bekalan amalan.Selepas dilahirkan, Allah swt memberikan kita akal kerana kita akan diuji dengan pelbagai ujian. Allah swt sudah mengetahui siapakah ahli syurga atau ahli neraka, cuma Allah swt mahu kita mengetahui apakah kita lulus atau gagal dalam ujian ini, lalu dihantar kita ke dunia ini untuk melaluinya sendiri.
Dari Syafi Al-Ashbahi dari Abdullah bin Amr, dia bercerita. Rasulullah pernah keluar menemui kami dan di tangannya terdapat dua kitab (senarai). Lalu Baginda bertanya, “Tahukah kamu dua kitab apa ini?” Kami menjawab, “Tidak, kecuali engkau memberi tahu kami, ya Rasulullah.” Untuk kitab yang berada di tangan kanannya Baginda bersabda, “Ini adalah kitab dari Tuhan semesta alam Tabaraka wa ta’ala yang mencatat nama-nama para penghuni syurga dan nama-nama orang tua mereka serta kabilah mereka. Kemudian Dia menetapkan dengan tidak menambah atau mengurangi selama-lamanya.”Sedangkan untuk kitab di tangan kirinya Baginda bersabda, “Ini adalah kitab untuk para penghuni neraka yang mencatat nama-nama mereka dan juga nama-nama nenek moyang mereka. Lalu Dia menetapkannya dengan tidak menambah atau mengurangi dari mereka untuk selama-lamanya.”Kemudian para sahabat Rasulullah saw. bertanya, “Kalau begitu untuk apa kita beramal jika itu tidak ada manfaatnya?” Rasulullah saw. menjawab, “Teguhkan dan dekatkan lah, kerana penghuni syurga telah ditetapkan baginya amal penghuni syurga, meskipun dia berbuat amalan apa saja.Sedangkan penghuni neraka telah ditetapkan baginya amal penghuni neraka meskipun dia mengerjakan amalan apa saja.” Lalu Rasulullah saw. mengangkat tangan kanannya serta berkata, “Golongan ini masuk syurga.” Kemudian beliau mengangkat tangan kirinya serta berkata, “Dan golongan ini masuk neraka.”[Diriwayatkan Imam Tarmidzi dari Qutaibah dari Laits Abu Qubaili dari Syafi. Dan dari Qutaibah dari Bakr bin Nashr dari Abu Qubail. Dalam Hal ini Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih gharib. Juga diriwatkan Imam Nasa’i dan Imam Ahmad.]
Mohonlah agar Allah swt memudahkan kita untuk lulus ujian ini dan senang memahami Islam kerana golongan kafir merasakan Islam itu susah.
Al-Anam [125] : Maka sesiapa yang Allah Subhanahuwata’ala  kehendaki untuk memberi hidayat petunjuk kepadanya nescaya Dia melapangkan dadanya (membuka hatinya) untuk menerima Islam dan sesiapa yang Allah Subhanahuwata’ala  kehendaki untuk menyesatkannya,nescaya Dia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah dia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah Subhanahuwata’ala menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak beriman.
Ada 73 jalan akidah, namun hanya 1 akidah yang membolehkan kita masuk syurga, iaitu akidah ahli sunnah wal jamaah iaitu nabi(sunnah) dan para sahabat (jamaah) Baginda.
….dan sesungguhnya kaum Bani Israil telah berpecah belah kepada tujuh puluh dua (72) puak dan umatku pula akan berpecah belah kepada tujuh puluh tiga (73) puak, semuanya (akan dihumbankan) dalam neraka kecuali satu puak sahaja”. Sahabat-sahabat Baginda bertanya: “Siapa dia puak yang satu itu ya Rasulullah? ” Baginda menjawab: “Puak itu ialah puak yang tetap di atas jalanku dan jalan sahabat-sahabatku.” (Tirmizi)
Ikutlah jemaah umat Islam yang ramai:
Sesungguhnya Allah (subhanahuwata’ala) tidak sepakatkan umat Islam di atas kesesatan, dan tangan Allah (rahmatnya) di atas jemaah ramai (umat Islam) dan siapa yang memencilkan dirinya (dari jemaah tersebut) terpencillah ia ke dalam api (neraka).” (Hadis riwayat at-Tirmizi).
Dari segi akidah, jemaah yang ramai itu adalah jemaah Ahli Sunnah Wal Jamaah (ASWJ). Manakala dari sudut fekah pula, jemaah itu adalah jemaah 4 mazhab yang besar iaitu Hanafi, Hambali, Syafie dan Maliki.
Setelah manusia dibangkitkan semula dari kematian, Allah swt akan memantapkan akidah seseorang itu sebagaimana akidah orang itu di dunia:
Ibrahim [27] Allah menetapkan (pendirian) orang-orang yang beriman dengan kalimah yang tetap teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang berlaku zalim (kepada diri mereka sendiri) dan Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendakiNya.
Manusia akan dihidupkan semula daripada tulang sulbi yang tidak hancur dan akidah mereka semasa di dunia telah disimpan dalam “chip” tulang sulbi itu. Mereka yang memiliki passport iman, visa akidah dan bekalan amalan yang mencukupi akan dimasukkan ke dalam syurga milik Allah s.w.t.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails